Sejarah CiM

Sejarah CiM

Sejarah Sahabat-sahabat dalam Misi

Pada tahun 1998, Pemimpin Umum FCJ, Sr. Paula Terroni, menulis: Kita sangat menghargai karisma kita dan ingin membagikannya seluas mungkin… Spiritualitas Serikat kita sungguh sangat relavan bagi dunia jaman ini. Bagaimana kita, yang dipercayai dengan karisma Persahabatan yang setia dengan Yesus, menemukan jalan-jalan lain sehingga karisma itu dapat dihidupi secara otentik?


Karisma adalah sebuah kata dalam teologi Kristiani yang berarti suatu hadiah yang diberikan oleh Allah untuk kepentingan orang lain. Hadiah yang begitu penting diberikan kepada Marie Madeleine d’Houët di Perancis pada awal abad kedelapan belas, dan sebagai tanggapannya ia memulai Serikat Suster-suster Sahabat Setia Yesus. Sumber inspirasinya adalah perempuan-perempuan yang setia di kaki Salib Yesus. Sebagaimana yang dicatat oleh Marie Madeleine d’Houet di catatan hariannya, dari kaki Salib kita pergi untuk melayani Kristus yang bangkit. Visinya dipengaruhi oleh para Yesuit, yaitu orang-orang yang mengajarinya tentang diskresi (discernment), menemukan Alah di dalam hidup harian, and menjadi kontemplatif dalam aksi.

Religius Perempuan yang hidup membiara telah ada dalam gereja Katolik sejak lama. Seringkali, orang-orang awam (laki-laki dan perempuan) yang mulai mengenal kongregasi hidup religius merasa tertarik pada spiritualitasnya dan secara perlahan merasakan dorongan kerinduan batin untuk “makin mendekat”. Ada yang tertarik pada spiritualitas Fransiskan; ada yang tertarik pada spiritualitas Dominikan. Orang-orang yang terinspirasi oleh Spiritualitas Ignatian mungkin akan tertarik pada Sahabat-sahabat Setia Yesus (FCJ)

Sekalipun banyak orang awam yang bekerja berdampingan dengan para suster dari masa ke masa dan mengenal mereka dengan baik, baru pada awal tahun 1980 beberapa dari mereka mengungkapkan kerinduan untuk terkoneksi secara lebih erat dengan Sahabat-sahabat Setia Yesus dalam rangka meningkatkan relasi mereka dengan Allah. Secara historis, ini juga masa setelah Konsili Vatikan II, ketika awam Katolik didorong untuk mengenali peran penting Baptisan mereka dan pentingnya peran mereka dalam Gereja dan dunia.

Di beberapa negara dimana para suster berada, dibentuklah kelompok Asosiasi. Karena kerasulan utama para suster waktu itu adalah pendidikan, anggota-anggota Asosiasi umumnya adalah alumni, guru-guru, orang tua murid atau saudara-saudara mereka. Dalam tahun 1983 para suster mengadakan Kapitel Umum mereka, yaitu suatu pertemuaan internasional untuk mendiskusikan berbagai permasalahan, salah satu yang dibahas adalah permintaan dari teman, saudara dan kolega awam untuk koneksi yang lebih dalam. Sebuah keputusan dibuat untuk mempelajari hal itu secara lebih dalam.

Secara bertahap, para suster mulai menyadari betapa koneksi ini bisa memperkaya mereka sebagaimana hal itu memperkaya rekan-rekan awam. Dua bentuk asosiasi FCJ muncul. Yang satu ditandai dengan doa, saling mendukung dan persahabatan. Yang lainnya adalah sebuah program yang lebih formal bagi mereka yang ingin menghidupi sebuah spiritualitas Persahabatan Setia secara lebih penuh dalam cara hidup mereka sendiri. Inisiatif ini mendapat dukungan lebih jauh di pertemuan internasional lain dari wakil-wakil para suster pada tahun 1988. Dalam pertemuan tersebut, semakin jelas tentang perlunya ada koordinasi internasional.

Pada tahun 1998, Pemimpin Umum FCJ, Sr. Paula Terroni, menulis: Kita sangat menghargai karisma kita dan ingin membagikannya seluas mungkin… Spiritualitas Serikat kita sungguh sangat relavan bagi dunia jaman ini. Bagaimana kita, yang dipercayai dengan karisma Persahabatan yang setia dengan Yesus, menemukan jalan-jalan lain sehingga karisma itu dapat dihidupi secara otentik?

Pada pertemuan tahun 1998, “Sahabat-sahabat dalam Misi” FCJ terbentuk secara formal. Hal ini dimaksudkan sebagai “suatu ungkapan publik tentang relasi dengan Serikat Suster-suster FCJ, dan sebuah bentuk komitmen bagi mereka yang menginginkan untuk terasosiasi lebih dekat dengan kami dalam misi kami.”

Dalam tahun tersebut dan sesudahnya ada banyak konsultasi dan diskusi diantara para pemimpin, suster-suster dalam komunitas, dan orang awan yang tertarik. Akhirnya, keputusan diambil bahwa Sr. Bonnie Moser akan ditunjuk sebagai Koordinator Internasional pertama dari para Sahabat dalam Misi. Dia mempelajari berbagai bahan, berkonsultasi, daan mulai mengumpulkan informasi tentang proram-program formasi, buku pegangan, dll.

Pada tanggal 2 January 2001, Sahabat-sahabat dalam Misi FCJ secara resmi diluncurkan oleh Pemimpin Umum, Sr. Paula Terroni. Kelompok pertama dimulai di Rumah Generalat di Broadstairs, Inggris.

Pada waktu pertemuan resmi internasional berikutnya dari perwakilan suster-suster pada tahun 2003, beberapa Sahabat dalam Misi telah membuat komitmen. Sangatlah jelas bahwa gagasan ini bertemu dengan kebutuhan yang kian meningkat diantara awam laki-laki dan perempuan dan karenanya membutuhkan perkembangan yang lebih jauh.

Sejak saat itu, suster-suster berikut ini telah menjabat sebagai Koordinator Internasional:

  • Sr. Frances Kennedy (2004-2008)
  • Sr. Paula Mullen (2009-2013)
  • Sr. Joanna Walsh (2014-2019)

Pada Kapitel Umum FCJ tahun 2008, sekali lagi ada kerinduan kuat untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan dari gagasan tentang Sahabat dalam Misi. Koordinator Internasional ditugaskan untuk mengawasi (dalam kerjasama dengan suster-suster FCJ dan para Sahabat dalam Misi) pembuatan dokumen yang lengkap dengan informasi dan norma untuk memfasilitasi formasi berkelanjutan, pengorganisasian secara internasional, dan kerjasama. Juga, ada kebutuhan yang terus berkembang untuk membagikan bahan-bahan program dan  membangun jejaring. Demi kesatuan, harus ada norma dan prosedur yang umum, sekalipun perlu tetap menghormati perbedaan setempat. Pemahaman yang lebih baik dengan teknologi internet memungkinkan peningkatan komeksi internasional dan dukungan timbal balik.

Pada musim panas tahun 2013, pertemuan internasional pertama dari wakil-wakil suster dan Sahabat dalam Misi diadakan di London. Temanya adalah “Setia pada Visi”. Tujuh belas Sahabat dalam Misi yang mewakili Australia, Indonesia, Italia, Kanada, Amerika Serikat, dan Irlandia menghadirinya.

Ada sebelas suster FCJ yang menjadi peserta dari berbagai negara, beberapa mewakili Kepemimpinan FCJ dan yang lain terlibat dengan Program Sahabat dalam Misi setempat. Pertemuan ini menyediakan kesempatan bagi semua yang hadir untuk mendengar informasi tentang perkembangan CiM di berbagai  bagian dunia. Buku Pegangan diselesaikan pembuatannya dalam pertemuan ini. Program formasio juga diperbaiki sebagai hasil diskusi. Doa khusus CiM kemudian dibuat oleh seorang CiM di Kanada.

Galati Romania FCJ Companions in Mission

Kesalingterkaitan hidup suster FCJ dan Sahabat dalam Misi menuntun kepada wawasan baru yang mengundang kita menuju cakrawala yang lebih luas.

Kapitel Umum FCJ 2013

Pada tahun 2014 tahap selanjutnya dilaksanakan. Pertemuan virtual pertama dari Komite Penasehat Sahabat dalam Misi Internasional bertemu lewat internet. Anggotanya adalah suster-suster FCJ dan Sahabat dalam Misi yang berdomisili di London, Kanada, Australia, dan Irlandia. Ini adalah suatu usaha kerjasama dengan Koordinator FCJ Internasional dalam membuat target, pengembangan program, menghadapi permasalahan yang muncul, dan gagasan-gagasan baru. Setiap Area dari Serikat memiliki wakil dalam komite ini.

Pada musin panas tahun 2018, pertemuan khusus lainnya (Memandang dengan Mata baru) diadakan di London untuk perkembangan berkelanjutan dari Sahabat-sahabat dalam Misi. Pada saat itu, sudah ada kurang lebih 150 Sahabat dalam Misi di 11 negara. Tujuh  orang Sahabat dalam Misi mewakili tiga Area dari Serikat FCJ (Amerika, Eropa dan Asia-Australia). Ada delapan peserta dari FCJ. Setiap Area memberikan laporan masing-masing. Beberapa topik yang didiskusikan adalah: visi untuk CiM, formasi, kepemimpinan, komunikasi, dan saran perubahan untuk Buku Pegangan CiM.

Juga dalam musim panas tersebut satu pertemuan khusus (Kemarin, Hari ini, Esok) diadakan di Melbourne, Australia, bagi wakil-wakil Sahabat dalam Misi  dan suster FCJ. Negara-negara yang diwakili adalah Australia, Filipina, Indonesia dan Myanmar. Topic yang dibahas adalah: visi asli dari CiM, menghidupi karisma; dan formasi kepemimpinan.

Pada bulan October 2019 dalam Kapitel Umum FCJ yang diselenggarakan di Calgary, Alberta, Canada sebuah langkah baru diusulkan, yaitu membuat hubungan antara komunitas FCJ dan CiM menjadi lebih pada tahap kolaborasi. Dalam rangka menanggapi dokumen Seruan Kapitel, Memperluas Lingkaran Kasih, direkomendasikan bahwa seorang Sahabat dalam Misi ditunjuk sebagai seorang Koordinator Internasional, yang erat bekerjasama dengan seorang suster FCJ untuk melanjutkan visi bersama kita.

Lisa CIM International Coordinator
LIsa, CiM, Koordinator CiM Internasional

Pada tanggal 1 juli 2020, Lisa Gilead, seorang CiM dari Calgary ditunjuk untuk masa tiga tahun sebagai Koordinator CiM Internasional yang baru.

Melalui kolaborasi dengan satu sama lain kita akan teru mengembangkan identitas kita sebagai para Sahabat dalam Misi yang akan memampukan kita untuk memiliki rasak kesatuan dengan seluruh Sahabat dalam Misi di seluruh dunia. Kita juga akan berupaya untuk mempromosikan hubungan yang lebih dekat antara komunitas-komunitas CiM dan FCJ melalui strategi komunikasi, proyek-proyek kolaboratif yang diusulkan dan berbagi sumber daya.

Pertumbuhan dan perkembangan masa depan dari para Saahabat dalam Misi dapat terinspirasi dari kutipan berikut ini

Marilah kita memandang dengan pikiran yang terbuka pada dunia baru yang lahir disekitar kita…. Apa yang nampaknya sekedar suatu kehausan akan kesejahteraan material sesungguhnya adalah suatu kehausan untuk lebih hadir; yaitu Roh dari kemanusiaan yang tiba-tiba hidup dengan kesadaran akan apa yang harus diselesaikan jika ingin mencapai kepenuhan kekuatan dan potensinya.
Pierre Teilhard de Chardin SJ

Visi Sahabat-sahabat dalam Misi

Memasuki masa depan, para suster FCJ dan Sahabat dalam Misi akan terus “saling mendukung satu sama lain sambil memperdalam relasi mereka dengan Yesus dan menghidupi komitmen Kristiani mereka dalam hidup sehari-hari, menjangkau kepada semua umat Allah, khususnya orang-orang yang membutuhkan.”